Dokter percaya, sakit gigi bukanlah penyakit mematikan. Namun, lengah
sedikit saja dalam merawatnya, musibah yang tak diharapkan bisa terjadi.
Untuk menjaga kesehatan gigi, jangan lupakan kebersihan gusi.
Tanpa kita sadari, miliaran bakteri sebenarnya selalu siap merusak gusi kita. Menurut American Dental Academy, bila Anda merasakan ada bagian gusi yang sering mengalami pendarahan atau sangat sensitif, misalnya saja gusi di bagian gigi taring, keduanya bisa menjadi tanda adanya penyakit gusi.
Tanpa kita sadari, miliaran bakteri sebenarnya selalu siap merusak gusi kita. Menurut American Dental Academy, bila Anda merasakan ada bagian gusi yang sering mengalami pendarahan atau sangat sensitif, misalnya saja gusi di bagian gigi taring, keduanya bisa menjadi tanda adanya penyakit gusi.
Dikatakan, sekitar 80 persen penduduk Amerika mengalami salah satu
bentuk gangguan gusi, mulai dari peradangan ringan hingga infeksi yang
sering kambuh (gingivitis). Bila derajat ini sudah dilewati, gangguan
demam akan sangat dekat.
Repotnya, gangguan gusi umumnya tak diketahui kapan akan datang. Ini
karena ketimbang gigi, umumnya kita kurang memperhatikan gusi sampai,
tahu-tahu sudah bermasalah.
“Rasa sakit biasanya merupakan indikator pertama gusi bermasalah. Namun,
kalau rasa sakit itu sudah kelewat sangat, derajat keparahannya
biasanya sudah tinggi,” tutur Michael Rethman, presiden American Academy
of Periodontology.
Penyakit Sistemik
Bagaimana ini terjadi, menurut Rethman, karena bakteri di mulut ada yang
sanggup menghindar dari penyikatan gigi yang setiap hari kita lakukan.
Bakteri itu bersembunyi, menggantung di dalam kulit yang disebut sulkus,
yaitu tempat bertemunya gigi dan gusi.
Ketika bakteri itu menarik kawanannya sehingga menumpuk, plak tak berwarna dan lengket pun terbentuk. Dalam waktu kurang dari satu hari, plak itu bisa mengeras menjadi tartar yang melekat sedemikian erat pada gigi. Hanya dokter yang menggunakan peralatan tajam saja yang sanggup membersihkan dengan cara mengoreknya.
Racun-racun yang dihasilkan oleh bakteri sendiri pada gilirannya
menyebabkan peradangan. Sebelum kita menyadari peradangan itu menjadi
semakin kronis, infeksi derajat rendah yang disebut gingivitis sudah
terjadi.
Bila dibiarkan begitu saja tanpa dirawat, gingivitis akan berkembang
menjadi periodontitis di mana gangguan yang sesungguhnya dimulai. Pada
tahap ini lapisan kecil kulit di gusi tempat bakteri bersarang semakin
tertarik menjauh dari gigi dan menciptakan celah di sepanjang akar gigi,
sehingga tak cuma gigi, bahkan tulang yang menjadi landasan pun menjadi
sangat rentan terkena infeksi. Pada kondisi ini pula kedudukan gigi
menjadi goyang atau bahkan tanggal.
Perkembangan buruk itu tak cukup berhenti di dalam mulut. Peradangan
kronis yang dipicu oleh periodontitis itu diyakini bisa menjalar ke
seluruh tubuh yang meningkatkan risiko seseorang untuk didatangi
penyakit yang lebih mematikan termasuk diabetes, serangan jantung, dan
stroke. Sebelum itu terjadi, rawatlah gusi mulai sekarang juga.
Strategi Mengalahkan Bakteri
Dengan kondisi kesehatan mulut yang memperlihatkan tanda-tanda penyakit
sistemik sebagaimana diutarakan di atas, menjaga kesehatan gusi menjadi
strategi penting. Berikut ini sejumlah cara yang disajikan Alternative
Medicine untuk menjaga kesehatan gusi:
Sikat Gigi
Pertahanan pertama untuk menjaga kesehatan gusi tetaplah sikat gigi dan
benang gigi. “Saya lihat selama 33 tahun praktik, tidak ada yang
melebihi sikat gigi dan menggunakan benang untuk membersihkan gigi.
Selain murah, juga terbukti bermanfaat,” kata Stanley Dintcho, dokter
gigi di San Francisco. Meski demikian, tambahnya, hanya 20 persen di
antara kita yang mempraktikkan petunjuk itu.
Dintcho merekomendasikan untuk menyikat gigi setidaknya tiga kali
sehari, dan menggunakan benang pembersih – sebelum sikat gigi –
setidaknya sehari sekali. Mulailah menyikat pada ujung gigi dekat garis
gusi dan sikatlah dengan gerakan dari atas ke bawah atau sebaliknya.
Beri banyak perhatian pada geraham dan jangan lupa menyikat
langit-langit mulut serta ujung lidah. Ganti sikat tiap dua bulan sekali
dan pastikan ke dokter gigi setiap enam bulan sekali.
Buah dan Sayur
Buah dan sayur yang kaya antioksidan memadatkan area yang terkena
peradangan sekaligus menetralisasi radikal bebas, molekul jahat yang
dihasilkan bakteri di gusi dan sel darah putih yang memerangi infeksi
derajat rendah.
Dalam suatu pengkajian, peneliti mengamati aktivitas antioksidan pada
saliva (ludah) orang. Mereka mendapati, pada orang dengan penyakit
periodontal, aktivitas antioksidannya 40 persen di bawah mereka yang
gusinya sehat.
“Di dalam mulut berlangsung pertempuran terus-menerus antara kekuatan
perusak dan kekuatan menyembuhkan,” tutur Rethman. “Menu makan yang
tinggi antioksidan membantu menunjang sel-sel baru yang membangun
kembali lapisan tulang dan gusi.” Upayakan makan buah dan sayur yang
cukup bervariasi setiap hari.
Vitamin C
Antioksidan yang berasal dari vitamin C layak memperoleh perhatian
khusus. Antioksidan ini tidak hanya menurunkan peradangan secara
langsung, tetapi juga membantu mulut merekatkan kembali gusi pada
landasan gigi dengan mendorong pertumbuhan lapisan-lapisan penghubung.
Bila Anda kekurangan vitamin C, kolagen tidak akan sanggup merekatkan
kembali gusi dengan baik, pembuluh-pembuluh kapiler di gusi juga menjadi
rapuh, dan akan mempermudah terjadi pendarahan.
Bila Anda merasa tidak cukup memperoleh sayur dan buah, telahlah
suplemen vitamin C setidaknya 400 miligram per hari. Jumlah itu sudah
cukup untuk melindungi sel-sel di gusi. Jenis suplemen yang dipilih
lebih tepat yang berbentuk tablet ketimbang kunyah. Kandungan asam yang
tinggi pada suplemen vitamin C kunyah dapat mengikis gigi saat Anda
mengunyahnya.
Konsumsi Kalsium
Komponen diet lain yang bisa menjadi kunci keindahan saat Anda tersenyum
sambil pamer gusi adalah kalsium. Pasokan kalsium yang memadai akan
menjamin kuatnya tulang yang menopang gigi tetap kuat, sehingga dapat
menurunkan risiko tanggalnya gigi.
Pria dan wanita dewasa perlu 1.000 hingga 1.200 miligram kalsium per
hari. Kalau Anda tidak suka susu, Anda bisa memperolehnya dari suplemen.
Untuk penyerapan terbaik, per hari telan kalsium 500 miligram saja dan
tambahkan 400 atau 800 miligram vitamin D.
Koenzim Q10
Di pasar barangkali ada yang menawarkan produk alami untuk kesehatan
gusi dengan sebutan koenzim Q10 (coQ10). Memang benar coQ10 adalah
antioksidan yang ampuh. Meski begitu, belum ada bukti ilmiah yang dengan
tegas mengaitkan nutrisi ini dengan keberhasilan perawatan atau
pencegahan gangguan gusi. Di samping itu, jumlah tak seberapa yang
terkandung pada pasta gigi, menurut Dintcho, dinilai sudah cukup
memadai.
Jadi yang benar, meningkatkan daya tahan seluruh tubuh dengan coQ10
memang bisa meredam radikal bebas yang dilepas oleh gusi yang meradang.
Bila Anda terkena gingivitis, boleh saja menelan 100 mg coQ10 per hari.
Meski begitu, jangan perhitungkan itu sebagai basis pertahanan utama
gusi Anda.
Agar Mulut Tetap Segar
Penyakit gusi itu sendiri merupakan penyakit tersembunyi yang berbahaya.
Meski demikian, gangguan mulut lain bisa sangat menyakitkan, secara
fisik maupun sosial. Untungnya, ada beberapa obat alami yang layak
dicoba untuk menanggulanginya. Sebab selain murah, juga mudah
diupayakan.
Berikut ini beberapa yang bisa dicoba:
Napas Bau
Halitosis, nama resmi untuk napas bau, merupakan konsekuensi yang sering
menyertai gangguan gusi. Cairan pencuci mulut bisa membuat napas segar
kembali. Beragam produk ramuan alami barangkali sudah tersedia di pasar.
Selain itu, coba pula resep yang ditawarkan Sandra Senzon, seorang ahli
kesehatan gigi di New York City, penulis buku Reversing Gum Disease
Naturally, berupa garam laut hangat yang akan mampu menetralkan keasaman
mulut dan sekaligus membunuh bakteri. Campurkan satu sendok garam laut
ke dalam segelas kecil air hangat. Gunakan campuran itu untuk berkumur
tiga kali sehari.
Sariawan
Tak diketahui apa penyebab luka kecil yang menyakitkan ini. Ada yang
menduga, penyebabnya adalah tidak-berfungsinya sistem imun tubuh. Ada
yang menduga karena stres. Ada pula yang bilang karena ketidakcukupan
nutrisi.
Apa pun penyebabnya, ada sedikit trik yang bisa dicoba untuk mempercepat
kesembuhan. Senzon menyarankan untuk mengoleskan lavender pada bagian
yang luka beberapa kali sehari. Atau coba pula propolis, getah seperti
karet yang dihasilkan oleh lebah, untuk menutup luka, sebagaimana
menggunakan plester.
Untuk sariawan yang sering kambuh, belilah pasta gigi tanpa kandungan
sodium lauryl sulfate, kandungan detergen pada pasta gigi yang bisa
membuat kering membran mocous di mulut, sehingga membuat sariawan makin
menyakitkan.
Bibir Melepuh
Lepuhan di bibir disebabkan oleh virus herpes simplek dan akan muncul
asat sistem kekebalan tubuh melemah. Salah satu obat oles yang baik
adalah ekstrak daun yang dalam bahasa Latin disebut Melisa offcinalis
atau dikenal pula sebagai lemon balm. Belilah salep krim yang mengandung
lemon balm dan oleskan tipis di bibir hingga empat kali sehari.
Bila artikel Merawat Gigi Dan Lupa Gusi ini menurut anda menarik, jangan Lupa Komentari, share ke facebook, twitter, G+, atau ikuti via email anda...:)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar