Senin, 09 Januari 2012

JEMBATAN - Meaning of life

   Alkisah ada dua orang kakak beradik yang hidup di sebuah desa. Entah karena apa mereka terjebak ke dalam suatu pertengkaran serius. Dan ini adalah kali pertama mereka bertengkar demikian hebatnya. Padahal selama 40 tahun mereka hidup rukun berdampingan. Saling meminjamkan peralatan pertanian. Dan bahu membahu dalam usaha perdagangan tanpa mengalami hambatan. Namun kerjasama yang akrab itu kini retak.

  Dimulai  dari  kesalahpahaman  yang  sepele  saja.  Kemudian  berubah menjadi  perbedaan  pendapat  yang  besar. Dan akhirnya meledak dalam bentuk caci-maki.Beberapa  minggu  sudah  berlalu,  mereka  saling  berdiam  diri  tak bertegur-sapa. Suatu pagi, datanglah seseorang mengetuk pintu rumah sang kakak.
 
Di  depan  pintu  berdiri  seorang pria membawa kotak perkakas tukang kayu. 'Maaf  tuan, sebenarnya saya sedang mencari pekerjaan', kata pria itu dengan ramah. 'Barangkali tuan berkenan memberikan beberapa pekerjaan untuk saya selesaikan.'
'Oh ya !' jawab sang kakak. 'Saya punya sebuah pekerjaan untukmu. Kau  lihat ladang pertanian di seberang sungai sana . Itu adalah rumah tetanggaku, ah sebetulnya ia adalah adikku. Minggu  lalu  ia mengeruk bendungan dengan bulldozer lalu mengalirkan Airnya  ke  tengah  padang   rumput  itu  sehingga menjadi sungai yang Memisahkan tanah kami. Hmm,  barangkali  ia  melakukan  itu  untuk mengejekku, Tapi aku akan membalasnya  lebih setimpal. Di situ ada gundukan kayu. Aku ingin kau membuat pagar setinggi 10 meter untukku Sehingga  aku  tidak perlu lagi melihat rumahnya. Pokoknya, aku ingin melupakannya.

  Kata  tukang  kayu, 'Saya mengerti. Beli kan saya paku dan peralatan. Akan  saya  kerjakan  sesuatu  yang bisa membuat tuan merasa senang.'

Kemudian sang kakak pergi ke kota untuk berbelanja berbagai Kebutuhan dan menyiapkannya untuk si tukang kayu. Setelah  itu ia meninggalkan tukang kayu bekerja sendirian. Sepanjang hari  tukang kayu bekerja keras, mengukur, menggergaji dan memaku. Di sore hari, ketika sang kakak petani itu kembali, tukang kayu itu baru saja  menyelesaikan  pekerjaannya.  Betapa terbelalaknya  ia  begitu  melihat  hasil pekerjaan tukang kayu itu. Sama sekali tidak ada pagar  kayu  sebagaimana  yang  dimintanya. Namun, yang ada adalah jembatan melintasi sungai yang menghubungkan ladang pertaniannya dengan ladang pertanian  adiknya. Jembatan  itu  begitu indah dengan undak-undakan  yang tertata rapi.

  Dari  seberang  sana,  terlihat  sang  adik bergegas berjalan menaiki  Jembatan itu dengan kedua tangannya terbuka lebar.

  'Kakakku,  kau sungguh baik hati mau membuatkan jembatan ini. Padahal sikap  dan  ucapanku  telah  menyakiti hatimu. Maafkan aku' kata sang  adik pada kakaknya.

  Dua  bersaudara  itu  pun  bertemu  di tengah-tengah jembatan, Saling berjabat  tangan  dan  berpelukan.  Melihat  itu,  tukang  kayu  pun membenahi perkakasnya dan bersiap-siap untuk pergi. 'Hai,  jangan  pergi  dulu. Tinggallah  beberapa  hari  lagi.  Kami  mempunyai banyak pekerjaan untukmu', pinta sang kakak.
'Sesungguhnya  saya  ingin sekali tinggal di sini,' kata tukang kayu, 'tapi masih banyak jembatan lain yang harus saya selesaikan'.

      TUHAN SELALU INGIN KITA BERSAMA DALAM DAMAI SEJAHTERA
      TUHAN SELALU INGIN MEMPERSATUKAN HATI KITA
      TUHAN SELALU INGIN KITA MENGASIHI SESAMA KITA, SAUDARA KITA.
      KARENA TUHAN ADALAH SAHABAT SETIA, PENOLONG KITA.
      PERCAYALAH BAHWA TUHAN SELALU INGAT PADA KITA.

   

Tidak ada komentar: