Sabtu, 31 Desember 2011

Melatih mata keberuntungan Anda

Tanya:
Pak Anthony,
Saya telah berbisnis beberapa kali dan gagal total. Rasanya keberuntungan tidak banyak berpihak pada saya. Pernah suatu kali saya membangun cafe di suatu mal. Tak ramai sama sekali. Tetapi, ketika orang lain yang membuat franchising makanan di lokasi yang sama, ramainya luar biasa. Padahal, makanannya juga tidak terlalu enak amat.

Begitu juga saat bikin bisnis bersama dengan teman saya. Saya tidak sabar, lantas keluar. Saat keluar, bisnisnya justru berkembang. Mengapa saya anggap saya kurang beruntung sekali.
Sampai saya sempat konsultasi secara kebatinan. Malah akibatnya, saya merasa seperti ditipu karena uang saya keluar melulu, tetapi tidak ada solusinya. Saya mempunyai teman yang sudah punya lima bisnis dan semuanya berkembang baik. Mengapa saya tidak sejeli dan seberuntung dia dalam membangun bisnis. Apa solusi buat orang seperti kayak saya, Pak?
Bp. Yunus GS (Manado)

Jawaban

Bp Yunus. Bukan hanya Anda, melainkan sudah beberapa kali saya menerima e-mail dan SMS yang mengisahkan perjalanan hidup mereka yang merasa kurang beruntung. Di kelas saya pun, sering kali dijumpai peserta yang begitu percaya soal keberuntungan yang jatuh dari langit. berikut ilustrasi kisah inspiratif saya. Begini kisahnya.


Sudah begitu banyak orang yang melewati hutan tersebut. Bertahun-tahun, jalan yang panjang melewati tepi hutan itu menjadi jalan yang amat meletihkan. Sering kali jika harus melewati hutan tersebut, orang harus menyiapkan perbekalan. Akhirnya, bertahun-tahun lewat, hingga ada seorang ibu yang melihat 'peluang' itu.
Mulailah dia mencoba membangun sebuah warung untuk mengatasi rasa lapar dan haus orang yang melalui hutan itu. Awalnya, usahanya seret. Namun, ibu itu pun mencoba lebih banyak promosi dan berusaha meyakinkan bahwa warungnya bersih.
Lama-kelamaan, warungnya bertambah banyak dan kini, menjadi sebuah warung yang ramai dikunjungi oleh orang-orang yang melintasi tepi hutan itu. Teman-temannya yang lain, melihat kesuksesan si ibu ini hanya berkata, "Beruntung sekali dia!"
Si ibu dengan cepat menyela, "Apa? Beruntung? Bertahun-tahun saya memulai usaha ini. Bahkan, banyak orang menertawakan usaha saya. Apa itu beruntung? Tatkala saya berusaha setengah mati, rasanya saya mulai tidak mengenal yang namanya keruntungan itu?". Begitulah jawaban si ibu tersebut.
Ya, Pak Yunus dan pembaca. Apa sih keberuntungan itu? Jika saya ditanya, definisi saya soal keberuntungan adalah jeli melihat di mana harus membangun pintu, berani mencoba mulai membangun pintunya serta sabar mendekorasi pintunya menunggu hingga pintu itu akhirnya diketuk oleh sang dewi keberuntungan!


Unsur keberuntungan
Ada tiga unsur penting dalam keberuntungan yang saya sebutkan dalam definisi di atas. Pertama, adalah soal kejelian. Memang, di dalam otak setiap orang terdapat satu bagian penting yang memfilter apa yang masuk dan keluar dari pikiran kita, namanya reticular activating system (RAS).


RAS ini memengaruhi apa yang bisa kita lihat, yang orang lain mungkin tidak lihat. RAS ini diibaratkan seperti kacamata mental yang kita pakai untuk menyortir informasi yang masuk ke dalam pikiran kita.
Saya jadi teringat pengalaman mengikuti suatu kelas wealth management di mana para peserta dilepaskan di mal untuk berlatih. Awalnya, tanpa instruksi apa-apa dan banyak yang pulang dengan daftar barang-barang yang bisa dibeli. Namun, akhirnya, instruktur melatih untuk keluar kembali dan melihat 'hal-hal apa saja' yang bisa menjadi peluang dalam kehidupan mereka masing-masing. Segera saja, sejam kemudian, kelas menjadi ramai dengan berbagai ide luar biasa yang bisa segera mereka lakukan.


Begitulah soal kejelian melihat ini. Sebenarnya, segala informasi dan peluang sudah ada di luar sana, hanya saja masalahnya apakah mata kita terlatih untuk melihatnya ataukah tidak. Filter di mata kita (RAS) akan sangat menentukan bagaimanakah selama ini kita melatih pikiran kita.


Saya menyarankan Bp.Yunus dan pembaca lainnya tetap melatih mata Anda dan pergunakan kacamata kesempatan Anda di mana pun. Suatu ketika, saya yakin akhirnya masa 'Aha' akan muncul ketika Anda mulai melihat adanya peluang baru untuk melakukan sesuatu, yang belum orang lain pikirkan. Ataupun, bisa jadi, sesuatu yang telah dilakukan orang lain, tetapi Anda justru punya ide lain bagaimana membuat yang lebih baik. Lantas, setelah itu, apa yang mesti dilakukan?


Proses kedua adalah mulai mengeksekusi suatu ide. Inilah proses "...mulai membangun pintu..." dalam definisi keberuntungan saya. Akan tetapi, inilah yang sering kali membedakan antara orang yang bisa betul-betul bisa memetik kebruntungannya ataukah tidak. Di sinilah, biasanya kita sendiri harus menghadapi banyak cibiran dan sindiran.
Saya teringat kisah Walt Disney sewaktu pertama kali membuat film Putri Salju dan Tujuh Kurcaci. Film yang masih belum menjanjikan ini menghabiskan dana banyak sekali. Semua orang mengatakan ini adalah proyek yang akan gagal sejak awal. Ternyata, memang banyak kendalanya.
Hingga akhirnya, Walt Disney terpaksa memakai suaranya sendiri karena tidak punya dana lagi! Namun, tatkala film ini diputar, ternyata meledak di pasaran dan Walt Disney mendapatkan keuntungan besar dari kesuksesan film tersebut.
Bagi Bp.Yunus dan pembaca yang lain, proses inilah yang sangat penting karena di sinilah terkadang muncul banyak self talk negatif ataupun cibiran dari luar atas ide-ide yang kita keluarkan. Banyak orang yang tidak berhasil, bukan karena tidak punya ide cemerlang melainkan tidak berani melakukan sesuatu.
Saya juga teringat pada kisah seorang teman saya yang punya ide bisnis untuk merketing lewat Internet, tetapi terlalu banyak pertimbangan. Selang setahun kemudian, ia melihat idenya dengan sukses dieksekusi oleh orang lain. Tatkala, dia mencoba ternyata saingannya sudah mulai menjamur. Jadi, di proses kedua untuk menciptakan keberuntungan dalam kehidupan kita akan keberanian untuk mencoba.


Ray Kroc, seorang pelopor bisnis McDonalds yang terkemuka, pernah mengatakan suatu kalimat keberuntungan yang tidak pernah saya lupakan, "Luck is a dividend of sweat. The more you sweat, the luckier you get." (Semakin kita berkeringat, semakin kita akan lebih beruntung). Karena itulah, ide bagi kita adalah sederhana. Untuk menarik Dewi Fortuna ke arah kita, kita tidak pernah boleh berhenti berusaha, atau menurut Ray Kroc, berkeringat!


Akhirnya, ide terakhir adalah "....dengan sabar mendekorasi pintu sampai akhirnya diketuk dewi furtuna..". Kata kunci disini adalah 'kesabaran' dan 'rajin mendekorasi' . Inilah yang saya sebut dengan kesabaran aktif.


Pada satu sisi, kita harus sabar dan tidak mudah pantang menyerah, tetapi kita pun tidak tinggal diam. Dalam salah satu kasus Pak Yunus dengan temannya adalah 'ketidaksabarannya' untuk cepat-cepat menarik keluar investasinya yang membuatnya menyesal. Terkadang, keberuntungan membutuhkan kesabaran kita.


Ada banyak hal di alam semesta yang mengajarkan kepada kita bahwa ada suatu proses alamiah di mana kita harus menunggu. Ada masa bagi alam semesta untuk mewujudkan sesuatu. Misalnya saja menanam pohon. Semuanya tidak bisa terjadi dalam semalam. Apa yang harus kita lakukan adalah dengan rajin menyiram dan merawat, sehingga pada saatnya tiba, maka buah yang subur akan terwujud di depan mata kita.
Pak Yunus dan para pembaca, mari kita tidak mengatakan kita adalah orang yang tidak beruntung. Jangan pula banyak menggantungkan diri kita kepada keberuntungan kita. Ingatlah, bahkan ada pepatah yang mengatakan, "Keberuntungan itu aneh sekali. Ia biasanya menyukai orang yang tidak bergantung kepadanya". Namun, dengan terus berusaha, dan jeli membuka mata kita, sabar menunggu dengan aktif, percayalah, sama seperti ibu dalam kisah kita. Kita akan merasakan keberuntungan itu... akhirnya!

Oleh Anthony Dio Martin


Semoga artikel diatas bisa bermanfaat..

Tidak ada komentar: