CERITA SEORANG WANITA TENTANG SUSU KACANG...KENYATAAN YANG MENARIK
Silahkan
sampaikan informasi ini ke temen temen cewek anda......Sesuatu yang
perlu dicatat. Ini adalah kisah nyata ku, tidak ada yang
diganti
(dilebih-lebihkan atau dikurang kurangi). Ini semua adalah kenyataan,
karena berhubungan dengan pengalaman saya sendiri, pendapat
saya
didasarkan pada apa yang telah saya baca dan rasakan. Semua ini
sayamaksudkan untuk memperingati para wanita muda yang sadar akan
kesehatannya supaya tidak secara bodoh merusak dirinya sendiri.
Pada tahun 1989 saya lulus SMA di Texas dan akan
pindah ke kota untuk masuk perguruan
tinggi. Salah satu perubahan yang ingin saya lakukan
adalah makan
makanan yang lebih sehat. Setelah saya pindah ke Austin , Texas , kota
yang sadar akan arti kesehatan, saya mulai membangun tubuh
saya
dengan mengkonsumsi makanan terbaik dan tersehat yang dapat saya
temukan. Tahu merupakan menu utama dalam makanan saya dan saya membeli
susu kacang hampir setiap hari.
Saya
mengkonsumsinya sebagai campuran cerial atau hanya meminumnya begitu
saya sebagai makanan tambahan. Saya membeli muffin yang terbuat dari
sari
susu kacang, miso soup (sup jepang)dengan tahu, kacang kedelai,
atau kecambah dari kacang kedelai, dsbnya. Semua literatur dalam
majalah kesehatan dan
kebugaran mengatakan bahwa susu kacang dapat
mencegah dari sakit jantung sampai kanker payudara. Hal itu karena
disebakan oleh isoflavone
(kandungan ajaib dalam kacang kedelai), sejenis hormon estrogen, yang membantu bekerja untuk membuat kamu tetap sehat dan awet
muda.
Saya
kelihatan sehat sekali dan saya selalu berolah raga tetapi siklus haid
saya terhenti. Pada umur 20, saya mulai makan pil KB untuk membuat
siklus
haid saya teratur. Selain itu saya juga mengalami kesakitan setiap kali
memperoleh haid. Tubuh saya mulai gendut seolah olah otot saya jadi
lembek. Saya mulai menderita depresi dan mudah marah.
Saya
menyalahkan PMS (Post-Menstruasi) sebagai akibat haid saya yang datang
tak beraturan. Sewaktu saya berumur 25 tahun, mens saya begitu
buruknya
sehingga saya tidak bisa berjalan. Pil KB tidak lagi bisa membuat haid
saya teratur atau mengurangi rasa sakitnya sehingga saya
berhenti meminumnya.
Hal
ini berlangsung hingga 2 tahun sampai saya menyadari bahwa rasa sakit
ini tidak lazim. Pada umur 27, dokter kandungan menemukan 2 buah kista
dalam kandungan saya. Keduanya berukuran sebesar bola tennis dan saya melakukan operasi untuk menghilangkannya.
Untunglah keduanya tumor jinak. Ahli
kandungan tersebut
menyarankan saya makan pil KB lagi tapi tidak saya lakukan. Pada tahun 1998, dia
(dokter kandungan) menemukan benjolan di payudara saya. Lagi lagi saya lakukan operasi dan lagi-lagi tumor jinak.
Pada
tahun 2000, kelenjar saya membengkak dan gusi saya meradang. Karena
saya berpikir saya mengalami infeksi gigi, saya pergi ke dokter gigi
yang
mengatakan bahwa tidak ada masalah dengan gigi saya. Setelah makan sejumlah obat antibiotik, bengkaknya tidak kempes.
Pada
saat ini saya meraskan adanya satu benjolan kecil pada leher bagian
kanan saya. Saya ceritakan pada Ibu saya bahwa saya ada masalah dengan
amandel
saya. Dia menganggap saya mengada ada karena keluarga kami tidak ada
yang amandelnya ada masalah. Sewaktu benjolan tersebut makin besar saya
menemui
seorang spesialis yang mendinogsa benjolan tersebut sebagai Papillary
Thyroid Carcinoma. Setelah beberapa test, ternyata itu adalah
kanker.
Saya dan tunangan saya sangat
terkejut. Kami tidak
siap dan saya sangat takut. Segera kami menjadwalkan operasi. Dokter spesialis tersebut
mengatakan
bahwa hanya setelah operasi ahli patology baru dapat menetapkan apakah
itu kangker atau bukan. Mereka menemukan sebuah tumor
di sebelah
kanan bagian belakang amandel saya yang terdiri dari sel yang tak
beraturan dan juga sebuah tumor lain di sebelah kiri sehingga seluruh
amandel (tonsil) diangkat. Mereka mengatakan bahwa setelah mengalami iodine radioaktif saya akan selamat dan berumur panjang.
Setelah
pengobatan, saya mulai mencari apa penyebab semua ini. Tidak pernah
sedikitpun terbersit dalam otak saya penyebab semua ini adalah sari
kedelai yang saya konsumsi selama hampir 10 tahun. Lagi pula, sari kedelai itu sehat. Saya secara tak sengaja menemukan
website
yang menghubungkan antara amandel dan konsumsi sari kedelai dan
persekongkolan yang memasarkan sari kedelai sebagai makanan sehat, yang
mana sebenarnya tidak lain adalah
sisa olahan beracun
dari industry minyak sayur. Ini benar benar gila.
Tidak ada
majalah kesehatan dan kebugaran yang mengatakan bahwa soya itu
berbahaya. Saya mengunjungi herbalist yang didianogsa mengalami kanker
amandel
di tahun 1985. Dia mengatakan bahwa soya adalah penyebab semua itu. Dia
mengalami pengangkatan kandungan karena adanya kista dan
masalah kandungan yang lain.
Beberapa bulan kemudian rekan yang lain yang juga mengkonsumsi soya mengalami kanker amandel.
Seorang
gadis di Inggris yang saya jumpai melalui internet dalam suatu forum
kanker amandel juga baru saja mengalami operasi dan dia baru berumur 19
tahun. Apa yang terjadi?
Kanker
payudara dihubungkan dengan estrogen. Yang berfungsi seolah-olah
estrogen adalah SOYA. Tetapi saya tidak pernah mencurigai soya
sebagai
penyebab karena sampai sekarang saya tidak pernah menemui artikel yang
menyatakan soya bisa berbahaya.Para wanita yang mengkonsumsi soya
sebelum
mengalami masalah tonsil
akan terus mengkonsumsinya setelah itu apabila mereka tidak sadar apa yang dapat disebabkan soya, apa aja
kandungan soya dan bagaimana reaksinya terhadap tubuh wanita.
Menurut
saya ini adalah salah satu alasan mengapa wanita yang mengalami kanker
amandel akan mengalami kanker payudara juga nantinya. Teman sekerja
saya
yang pencinta berat soya rambutnya mulai rontok dan menjadi gemuk
meskipun dia terus olahraga selama jam istirahat dan setelah jam kerja,
dan
hanya makan apel dan jeruk untuk makan siang. Dia baru saja mengangkat
kista dalam kandungannya. Saya memperingati dia supaya berhenti minum
soya
dan mennghubungkannya dengan websites tetapi sampai masalah ini
masuk berita malam di 4 station TV, wanita akan tetap menderita.
Semenjak adanya
masalah dengan tonsil saya, selama 2 tahun terakhir ini saya tidak pernah menyentuh soya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar