Kejengkelan tersebut terkadang membuat kita berapi-api dan tak dapat
menahan emosi. Pada akhirnya Anda kerap meneriaki anak Anda ketika
mereka tiba-tiba menangis, tidak mau makan, atau tak sengaja menjatuhkan
barang kesayangan Anda. Suara Anda bertahap semakin tinggi ditambah
rajukan anak Anda yang secara otomatis menekan gas emosi dalam otak
Anda.
Jika diingat lagi, tidak seharusnya kita berteriak dan bertindak seekstrim itu. Ada hal-hal bijak yang dapat dilakukan tanpa harus berteriak dan membuat anak mengerti hal mana yang baik dan yang kurang baik. Kita harus sepenuhnya menyadari bahwa teriakan pada anak memiliki potensi yang sangat besar untuk memicu hal yang lebih buruk terjadi. Mengapa kita harus berhenti berteriak pada anak-anak kita?
Jika diingat lagi, tidak seharusnya kita berteriak dan bertindak seekstrim itu. Ada hal-hal bijak yang dapat dilakukan tanpa harus berteriak dan membuat anak mengerti hal mana yang baik dan yang kurang baik. Kita harus sepenuhnya menyadari bahwa teriakan pada anak memiliki potensi yang sangat besar untuk memicu hal yang lebih buruk terjadi. Mengapa kita harus berhenti berteriak pada anak-anak kita?
1. Teriakan Anda membuat anak jadi rendah diri
Banyak orang tua kebingungan sendiri ketika melihat anaknya yang pendiam
dan tak mau bermain dengan teman sebayanya. Kesalahan bukan pada si
anak, dan sebenarnya tak ada anak yang murni bersifat pendiam. Kitalah
para orang tua yang membentuk watak pendiam mereka. Karena apa? karena
semua teriakan yang kita lontarkan setiap hari kepada mereka. Parahnya
teriakan kita ini dapat menekan rasa percaya diri mereka, menyebabkan
kebodohan, anak jadi rendah diri, tertutup atau secara esktrim mereka
nakal luar biasa.
2. Teriakan Anda membuat Anak semakin bandel
Melanjutkan dari poin pertama tadi yang mengatakan bahwa mereka bisa
jadi diam atau malah nakal luar biasa, memang begitulah kenyataannya.
Anak adalah pengamat yang cerdas dan teliti. Mereka merekam hampir semua
kejadian yang Ada. Saat mereka melakukan kenakalan dan Anda hanya
mencoba mengingatkan mereka dengan berteriak, masalah tidak akan
selesai, dan mereka tak kan pernah bisa belajar dari hal itu. Lama
kelamaan mereka akan menyepelekan teriakan Anda, dan akhirnya mereka
berpikir bahwa "mama hanya bisa berteriak saja, jadi tak apa jika aku
nakal, paling-paling mama akan berteriak lagi." Wah gawat bukan jika ini
yang tercetus di dalam pikiran mereka. Anak Anda takkan jadi baik,
malah mereka semakin nakal.
3. Anak-anak belajar untuk membalas teriakan Anda
Orang tua adalah pengajar pertama dan utama dari anak. Mereka belajar
semua hal penting di dalam kehidupan melalui kehidupan keluarga. Untuk
itu Anda harus lebih berhati-hati dalam bertindak. Segala sesuatu sikap
kita adalah teladan bagi mereka. Jadi jika kita berteriak ketika mereka
nakal, maka mereka akan membalas teriakan Anda juga.
4. Anak-anak belajar menjadi pembangkang
Dengan adanya teriakan Anda ketika mereka bandel, bukannya jera dan
perubahan sikap yang mereka tunjukkan. Anak-anak malah akan menjadi
pembangkang. Bagi mereka teriakan Anda menunjukkan kemenangan di sisi
mereka. Mereka akan semakin puas ketika Anda berteriak lebih keras. Dan
ini berarti kekalahan di pihak Anda, karena Anda tak mampu mengatasi
tingkah laku anak Anda sendiri.
5. Teriakan adalah hal biasa
Semakin banyak intensitas Anda berteriak, ini akan menjadi kebiasaan
bagi anak-anak. Dan mereka tak akan lagi takut dan hormat pada Anda.
Bayangkan jika anak Anda tidak patuh pada Anda, bagaimana dengan masa
depannya nanti?
Masih berminat berteriak pada anak Anda di rumah? Sebaiknya tidak jika
Anda ingin masa depan cerah menaungi anak Anda kelak. Jangan lupa,
dahulu Anda juga pernah menjadi anak-anak. Berikan yang terbaik pada
mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar