Mungkin
anda pernah membaca kisah ini tetapi di sini saya ceritakan kembali
dengan sedikit sentuhan yang agak modern. Mungkin beberapa dari anda
masih ingat soundtrack iklan Nescafe yang berjudul “Open Up” yang
dinyanyikan oleh Shunza.
Pada suatu hari seorang professor bertamu untuk menemui Sang Guru.
Sang Profesor begitu penasaran terhadap Sang Guru. Ia telah banyak
mendengar dari orang-orang tentang kiat-kiat yang diberikan oleh Sang Guru. Sang Profesor memang telah belajar banyak hal selama hidupnya. Ia
juga seorang yang ahli dalam profesinya. Tetapi atas saran sahabatnya
ia menemui Sang Guru untuk belajar suatu hal yang merubah hidupnya.
Sore itu di ruang tamu, sambil diiringi lagu “Open Up” dan dua
cangkir kopi serta satu teko di atas meja, Sang professor dan Sang Guru
duduk berhadapan. Sang Profesor menyatakan maksud kedatangannya atas
saran temannya. Sang Guru mengambil teko lalu menuangkan kopi pada
cangkir kopi profesor yang masih penuh.
“Guru, kopinya kan masih penuh nanti airnya tumpah”
Sang Professor mengingatkan Sang Guru karena kopi di cangkirnya meluap tumpah ketika Sang Guru menuangkan air dari teko.
“Kalau begitu kosongkan dulu gelasmu.” Sang Guru tersenyum.
“Professor, anda tidak dapat belajar apapun dari saya kalau anda
tidak dapat mengosongkan cangkir dalam pikiran anda. Kalau anda mau
belajar anda harus bebas dari prasangka dan membuka diri anda..”
Membuka diri, membuka pikiran dan membuka mata seperti yang
dilantunkan oleh Shunza dalam soundtrack iklan Nescafe merupakan kunci
untuk mengembangkan diri kita. Dengan membuka diri kita dapat lebih
mampu mengerti apa yang kita pelajari. Membuka diri merupakan sikap
reseptif terhadap perubahan dan pelajaran. Sebaliknya, prasangka buruk
dan tidak mau mendengarkan serta mamahami hanya akan membutakan diri
kita.
Tidak dapat dipungkiri bahwa belajar adalah proses seumur hidup.
Dalam bekerja kita pun perlu membuka diri terhadap perubahan-perubahan .
Dalam bekerja perlu yang namanya komitmen. Sayangnya tidak jarang kita
menutup diri kita untuk tidak berkomitmen. Tertutup untuk belajar dan
mencoba hal-hal baru , seperti tugas-tugas baru hanya akan membuat kita
tertinggal. Lalu bagaimana kita harus bersikap bila kita mendapat tugas
baru dalam pekerjaan kita? Jawabannya adalah bukalah hati, jadilah
cangkir yang kosong dan mau belajar.
Mengapa iklan kopi Nescafe memilih soundtrack Open Up? Karena kopi
merupakan teman saat ngobrol, minuman di saat kita saling membuka diri
dengan rekan kita. Membuka diri juga bermanfaat ketika kita berada
dalam teamwork. Kita membuka diri dan mau mendengarkan usulan rekan
kerja, bawahan, bahkan kebijakan manjemen demi perubahan yang lebih
baik. Dengan sikap ini kita akan lebih dinamis. Seorang pemimpin yang
mau membuka hatinya memotivasi bawahannya untuk mengemukakan ide baru.
Dalam hubungan dengan rekan kerja, kita berkembang karena kita terbuka
terhadap kritik yang membangun. Sebagai bawahan pun kita akan lebihdapat menyesuaikan diri dengan kebijakan manajemen.
Ketika kita sedang dalam training atau belajar hal baru, merasa
diri paling pintar tidaklah membantu, keterbukaan pikiran merupakansikap yang tepat. Dalam belajar kita harus bersedia membuka hati kita
untuk belajar dari orang lain. Pikiran kita pun menjadi lebih reseptif
terhadap training yang diberikan.
Dengan menjadi cangkir yang kosong pikiran kita lebih terbuka dan
wawasan pun menjadi lebih luas. Terbukalah! Karena ide bisa datang dari
mana pun, dari kejadian-kejadian kecil dan dari siapa saja, bahkan bisa
saja dari orang yang tidak kita kenal atau dari mereka yang tidak kita
anggap penting Keterbukaan inilah yang dapat merangsang kreatifitas
kita.
by. Purnomosidhi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar