Kulitnya hitam. Wajahnya jelek. Usianya tua. Waktu pertama kali masuk ke
rumah wanita itu, hampir saja ia percaya kalau ia berada di rumah
hantu.
Lelaki kaya dan tampan itu sejenak ragu kembali. Sanggupkah ia menjalani
keputusannya? Tapi ia segera kembali pada tekadnya. Ia sudah memutuskan
untuk menikahi dan mencintai perempuan itu. Apapun resikonya.
Suatu saat perempuan itu berkata padanya, “Ini emas-emasku yang sudah
lama kutabung, pakailah ini untuk mencari wanita idamanmu, aku hanya
membutuhkan status bahwa aku pernah menikah dan menjadi seorang istri.”
Tapi lelaki tu malah menjawab, “Aku sudah memutuskan untuk mencintaimu.
Aku takkan menikah lagi.”
Semua orang terheran-heran. Keluarga itu tetap utuh sepanjang hidup mereka.
Bahkan mereka dikaruniai anak-anak dengan kecantikan dan ketampanan yang luar biasa.
Bertahun-tahun kemudian orang-orang menanyakan rahasia ini padanya.
Lelaki itu menjawab enteng, “Aku memutuskan untuk mencintainya.
Aku berusaha melakukan yang terbaik. Tapi perempuan itu melakukan semua
kebaikan yang bisa ia lakukan untukku. Sampai aku bahkan tak pernah
merasakan kulit hitam dan wajah jeleknya dalam kesadaranku. Yang
kurasakan adalah kenyamanan jiwa yang melupakan aku pada fisik.”
Begitulah cinta ketika ia terurai jadi perbuatan. Ukuran integritas
cinta adalah ketika ia bersemi dalam hati…terkembang dalam kata… terurai
dalam perbuatan…
Kalau hanya berhenti dalam hati, itu cinta yang lemah dan tidak berdaya.
Kalau hanya berhenti dalam kata, itu cinta yang disertai dengan
kepalsuan dan tidak nyata… Kalau cinta sudah terurai jadi perbuatan,
cinta itu sempurna seperti pohon; akarnya terhunjam dalam hati,
batangnya tegak dalam kata, buahnya menjumbai dalam perbuatan. Persis
seperti iman, terpatri dalam hati, terucap dalam lisan, dan dibuktikan
oleh amal.
Semakin dalam kita merenungi makna cinta, semakin kita temukan fakta
besar ini, bahwa cinta hanya kuat ketika ia datang dari pribadi yang
kuat, bahwa integritas cinta hanya mungkin lahir dari pribadi yang juga
punya integritas. Karena cinta adalah keinginan baik kepada orang yang
kita cintai yang harus menampak setiap saat sepanjang kebersamaan.
Rahasia dari sebuah hubungan yang sukses bertahan dalam waktu lama
adalah pembuktian cinta terus menerus. Yang dilakukan para pecinta
sejati di sini adalah memberi tanpa henti. Hubungan bertahan lama bukan
karena perasaan cinta yang bersemi di dalam hati, tapi karena kebaikan
tiada henti yang dilahirkan oleh perasaan cinta itu.
Seperti lelaki itu, yang terus membahagiakan istrinya, begitu ia
memutuskan untuk mencintainya. Dan istrinya, yang terus menerus
melahirkan kebajikan dari cinta tanpa henti.
Cinta yang tidak terurai jadi perbuatan adalah jawaban atas angka-angka
perceraian yang semakin menganga lebar dalam masyarakat kita.
Jika kita memiliki kesempatan utk menjadi seseorang yg LUAR BIASA,
kenapa kita memilih utk menjadi biasa-biasa saja? Bukankah hidup ini
hanya sekali saja? Pastikan diri kita BERGUNA untuk orang banyak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar